
Kendari, cermatnews.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto memaparkan kualitas lingkungan selama kurun waktu lima tahun terakhir.
“Bahwa berdasarkan data terkini kualitas lingkungan baik itu udara, air, tanah dan lahan, selama 5 tahun terakhir ini, indeks kualitas udara tahun 2023 capaian 92.83, indeks kualitas air 61.28, indeks kualitas air laut 79.64 dan indeks kualitas lahan 74.86 dan indeks kualitas lingkungan hidup 78.41 status baik,” ujar Andap Budhi Revianto saat mengikuti wawancara bersama KLKH secara virtual, Jumat (29/12/2023).
Diuraikannya, ada tiga program lingkungan hidup tahun 2023 yang perlu dilakukan diantaranya, Pertama pemasangan lampu penerangan jalan sebanyak 150 titik, Kedua revitalisasi pembangkit listrik tenaga surya, Ketiga Pembangunan sumur bor di 32 titik lokasi.
Selaku Pj. Gubernur, Andap juga melakukan pemberian bantuan bak sampah di 15 titik lokasi di Kota Kendari dan 3 titik lokasi di Kabupaten Konawe Selatan.
“Budidaya larva maggot untuk mengurangi kemiskinan ekstrim di 3 Kabupaten dengan angka kemiskinan ekstrim tinggi dan pengelolaan sampah rendah yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton Tengah” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan seputar respon alih fungsi lahan sebagai program penanganan prioritas.
Pertama, respon di media lahan yaitu penandatanganan percepatan rehabilitasi mangrove di 9 Provinsi yang dilaksanakan di Kota Kendari. Alokasi anggaran APBD sebesar 11 M untuk penanaman seluas 560 Ha. Sebanyak 20 ribu mangrove turut ditanam dalam kegiatan, berkolaborasi dengan PT PLN UID Sulselbar melakukan penanaman 5.000 bibit mangrove di Wakatobi.
Kedua, respon di media air laut yaitu program rehabilitasi ekosistem terumbu karang di kawasan konservasi pulau Bokori Kabupaten Konawe dan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) perikanan di TPI Wameo Kota Baubau untuk mencegah pencemaran laut akibat air limbah perikanan.
Ketiga, respon di media air yaitu melakukan pemantauan di sungai untuk mengetahui kualitas air sungai, pembangunan sumur bor di 32 titik lokasi.
Keempat, respon di media udara yaitu revitalisasi pembangkit listrik tenaga surya untuk mengurangi emisi.