
Konawe Utara, Cermatnews.com – Senin (10/2/2025), menjadi hari yang penuh makna bagi masyarakat Konawe Utara. Aula Kecamatan Wiwirano dan Oheo menjadi saksi perjalanan panjang pembangunan daerah dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan.
Acara ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi Bupati Konawe Utara, H. Ruksamin, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya setelah 8 tahun 10 bulan memimpin.
Musrenbang kali ini mengusung tema “Memperkokoh Pondasi Pembangunan untuk Perekonomian Berkualitas dan Berdaya Saing”. Sebuah tema yang mencerminkan tantangan besar bagi daerah, terutama ditengah keterbatasan anggaran yang harus dihadapi.
Tahun ini, Musrenbang dibagi menjadi dua zona untuk efisiensi anggaran, sebuah langkah yang sesuai dengan instruksi Presiden.
Ruksamin dengan tegas menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengelola anggaran secara efektif. “Saya ingin sampaikan kenapa kita harus gabung ini salah satu instruksi presiden,” ungkapnya.
Tantangan fiskal semakin nyata dengan adanya refocusing anggaran untuk mendukung program makan siang gratis yang menjadi prioritas Presiden Prabowo. Anggaran Pemda Konawe Utara mengalami penurunan drastis dari Rp2,3 triliun pada 2024 menjadi Rp1,1 triliun pada 2025. Namun, di tengah keterbatasan ini, Ruksamin tetap optimis.
“Jangan kita berprasangka negatif, Bapak Presiden lagi menyiapkan format terbaik untuk kemajuan ekonomi bangsa Indonesia,” tegasnya, berusaha menanamkan keyakinan kepada masyarakat bahwa perubahan ini bukanlah akhir dari pembangunan daerah, melainkan bagian dari strategi nasional yang lebih luas.
Dalam forum yang dihadiri oleh anggota DPRD Konut, Sekda Konawe Utara, Forkopimda, kepala OPD, camat, dan kepala desa dari enam kecamatan, Ruksamin juga menegaskan pentingnya kemandirian pangan di tingkat desa. Ia meminta para kepala desa untuk mengalokasikan 20 persen dana desa guna mendukung produksi pangan mandiri.
“Saya ingin program ini dimanfaatkan sebaik mungkin. Sayur, telur, dan kebutuhan lainnya tidak perlu kita beli dari luar. Manfaatkan dana desa untuk produksi sendiri,” ujarnya penuh harap.
Namun, dibalik optimisme dan semangat pembangunan yang tak surut, Musrenbang kali ini juga menyisakan momen haru. Ruksamin, dengan nada emosional, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang telah dipimpinnya hampir satu dekade.
“Jika selama saya memimpin ada yang tidak berkenan di hati Bapak Ibu sekalian, saya memohon maaf. Saya hanyalah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan,” ucapnya dengan tulus.
Masa jabatan boleh berakhir, tetapi semangat membangun tak akan pudar. Di penghujung acara, Ruksamin menegaskan bahwa dirinya akan tetap berkontribusi bagi Konawe Utara, meskipun tidak lagi menjabat sebagai bupati.
“Semangat saya untuk membangun Konawe Utara akan tetap sama, baik saat jadi bupati maupun setelah berhenti,” katanya mantap.
Musrenbang tahun ini bukan sekadar forum perencanaan, tetapi juga babak baru bagi Konawe Utara. Dengan segala tantangan yang ada, harapan akan masa depan yang lebih baik tetap menyala, seiring dengan semangat pemimpin yang tak mengenal kata menyerah. *Adv